MOMENT TO RECHARGE 2 #Prinsip Dalam Perjalanan (Islamic Worldwiew)
Bismillah
Assalamualaikum wr.wb
Cara
pandang yang selama ini masih keliru, masih mencari kebahagiaan fatamorgana.
Haus
memperbaiki fisik, penampilan, kecantikan atau kegantengan, makanan, memenuhi
setiap keinginan yang tidak ada habisnya, mencari kebebasan, mencari kesenangan
dengan mabuk atau narkoba dan lain-lain.
Mencari
harta, melupakan waktu kebahagiaan sesungguhnya. Masih mementingkan kebutuhan jasad
dibandingkan ruh.
Apakah
pernyataan itu akan membuat lebih bahagia dalam menjalani hidup ? ternyata itu
semua hanya kebahagiaan sementara atau sesaat.
Ust. Akmal
Sjafril menjelaskan perbedaan jasad dan ruh :
1. Jasad dikendalikan, sedangkan ia
sendiri tak pernah kenyang, pada titik tertentu, kekuatan jasad akan menurun
dan takkan naik lagi, ketika ruh dan jasad terpisah, jasad akan mati dak
akhirnya akan membusuk
2. Ruh adalah pengendali jasad dan ruh
itulah yang mengendalikan kebahagiaan hakiki, ruh memiliki potensi untuk
bertambah baik/bijak seiring waktu, ketika rul dan jasad terpisah ruh tetap
hidup bahkan akan semakin sadar.
Allah
turunkan ayat yang menguatkan konsep manusia, bukan konsep manusia menurut Teori
Darwin bahwa manusia berawal dari hewan primata. Pandangan Islam yang yang
digunakan sebagai arah atau kompas perjalan hidup.
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, (Surat Al-Hijr:28)
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan
telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud. (Surat Al-Hijr:29)
Allah SWT tentu tidak menyampaikan
konsep bahwa manusia awalnya adalah hewan primata. Sebetulnya apa yang
membedakan manusia dengan hewan ada 3 ; Ruh, Jiwa dan Akal. Manusia adalah makhluk
mulia yang Allah ciptkan. Manusia menjadi wakil Allah dan sebagai manusia harus
rajin untuk “bercermin diri” apakah sudah pantas menjadi wakil
Allah SWT ? Pertanyaan yang membuat hati
kecil berbicara. Kembali pahami sifat-sifat Allah agar bertambah ketakwaan. Allah
menyukai orang yang mencari ilmu, ruhnya terisi. Dengan ilmu tersebut manusia
dapat berubah. Lebih memahami standar atau cara pandang yang Allah berikan
terhadap segala hal bukan cara pandang manusia yang ternyata membawa kepada
kebahagiaan fatamorgana semata.
Allah sesungguhnya adalah
pencemburu maka malulah kita bahwa begitu besar rasa sayang Allah pada manusia,
namun manusia lupa untuk menjalankan perintah dan menjauhkan dari larang yang
sudah jelas ada di Al-Qur’an dan As-sunnah. Terkait manusia dengan kebebasan tidak
selalu pilihan yang diambil akan bagus dan bisanaya akan berakhir dengan
penyesalan. Cara pandang Islam ini perlu dikuatkan atau sebagai fondasi, perlu
menanyakan kepada diri sendiri, sebeneranya kenapa Allah turunkan seperti ini,
turunkan ayat itu, akan membuka cara pandangan Islam yang lebih komperhensif
dan tidak hanya sekedar mengikuti kebiasaaan tanpa mengetahui alasannya atau
ilmunya seperti apa. Ketika manusia sudah mengetaui mana yang benar dan mana
yang salah dalam cara pandang Islam tentunya, saat ada disituasi menjalankan
apa yang dilarang akan segera mengakui bahwa prilaku tersut benar adalah salah.
Pengakuan telah berbuat salah itu membuka pintu untuk tobat dan kemudian
meminta ampunan kepada Allah SWT. Allah SWT tentu akan terus membimbing dan
dipermudah jalannya, jangan denial akui saja. Hal ini sepeti Nabi Adam as dan
Nabi Yunus as yang meminta ampunan kepada Allah SWT
Doa Nabi Adam as
meminta ampunan kepada Allah SWT
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri,
dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya
pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
Doa Nabi Yunus as
meminta ampunan kepada Allah SWT
"Tidak
ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk
orang-orang yang zalim."
Dari
2 (dua) Nabi Adam as dan Nabi Yunus as mengakui rasa bersalah atau perasaan
bersalah adalah hal yang terpenting betul sudah menerima bahwa diri ini telah berbuat
dosa serta menjelaskan kesalahan tersebut itu seperti apa. Meminta maaf ini menjadi hal yang mahal
karena perlu membuang gensi dalam diri. Rasa sabar dalam proses meminta maaf
sangat diperlukan bahwa ini adalah perintah Allah dan tentu perlu untuk
dijalani dengan sebaik-baiknya.
Untuk
meluaskan cara pandang islam dari segala sisi kehidupan butuh waktu mempelajari
ilmunya, butuh sabar dalam proses belajar dan belajar sabar dalam mempelajari
ilmu, butuh berguru kepada guru yang berkomptensi di bidangnya. Itikad mencari ilmu
inilah,yang perlu terus di maintenance selama Allah kasih kesehatan
pergunakanlah sebaik mungkin karena kita tidak tahu kapan ruh akan meninggalkan
jasad.
Wassalaimualaikum.
Wr.wb

Komentar
Posting Komentar