Moment To Recharge 3 #PERAN-PERAN MUSLIMAH
Bismillah
Assalamulaikum wr.wb
Rasanya senang
sekali bisa langsung ikut kajian Teh Karin. Awal kenal Teh Karin melalui Buku berjudul
Bumi Hijrah.
Qadarullah,
dilahirkan sebagai perempuan. Menjadi perempuan adalah takdir terindah yang
Allah berikan pada diri saya. Rasa kasih sayang yang Allah SWT berikan tak
pernah berhenti, menunjukan jalan untuk memperbaiki diri sebagai seorang
muslimah.
Hati ini
bertanya akankah mampu melahirkan anak Rabbani dari seorang ibu yang belum
memahami ilmu agama dan pengetahuan-pengetahuan dasar menjadi seorang ibu.
Pertanyaan mendalam yang membuat air mata jatuh begitu saja. Malu belum bisa
menjadi seorang muslimah yang terbaik dihadapan Allah belum menjalankan ibadah
sebagaimana mestinya. Malu suatu saat nanti diberikan amanah anak namun belum
mampu secara keilmuan. Menjadi orang tua yang belum siap, bukanlah kemauan,
mengorbankan anak tumbuh tanpa bimbingan ilmu.
Renungan
tersebut datang ketika Teh Karin menjelaskan, bagaimana Asiah istri Firaun yang
menyelamatkan Nabi Musa as lalu dididik menjadi anak yang menghambakan diri kepada
Allah SWT. Berbeda dengan istri Nabi Luth dan salah satu anaknya menentang
ajaran Allah dan istri Nabi Luth Allah abadikan dalam Al-Qur’an sebagai
pembelajaran. Ini menjadi gambaran bahwa ibu sebagai madrasah pertama menjadi
fondasi anaknya akan menempuh perjalanan mana kebaikan atau keburukan.
Memahami kembali
fitrah sebagai Muslimah dijelaskan ;
Maka hadapkanlah wajahmu dengan
lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah
menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan
Allah. (QS. Ar-Rum:30)
Maka ketika
melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.”
Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan
perempuan. ”Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu
untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.” (QS. Ali Imran:36)
Dalam surat Ali Imran : 36 Allah menciptakan
laki-laki dan perempuan tidak sama namun ada peran Muslimah yang sama dengan laki-laki
;
1.
Sebagai
hamba Allah, untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah dijelaskan dalam Surat
Adz-Dzariyat:56, Al-Ahzab:35
Beribadah
kepada Allah tentu menjadi peranan utama yang harus dipenuhi. Ini tidak bisa
ditawar-tawar.
2.
Sebagai
khalifah di atas muka bumi dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah:30, Al-An’am:165
Baik laki-laki
dan perempuan diberikan tanggung jawab menjadi khalifah bahkan untuk dirinya
sendiri.
3.
Untuk
terus beramal dijelaskan dalam Surat At-Taubah:105, Surat Al-Mulk : 2
Teh Karin
menyampaikan setiap hari, minggu, tahun untuk tetap beramal. Senantiasa
memanfaatkan perpindahan amal satu ke amal berikutnya, dari pahala satu ke pahala
lain. Allah akan menguji manusia untuk menjadi seorang yang ahsan dan Allah
langsung sebagai evaluator nya. Laksanakan semua kewajiban dan peran Muslimah dengan
amalan terbaik.
4.
Untuk
terus menuntut ilmu Surat Al-Mujadilah : 11
Membenarkan pernyataan
yang disampaikan oleh Teh Karin terkait “Quarter life itu adalah kurangnya ilmu.”
Dituntut oleh kehidupan dan memenuhi semua ekspektasi setiap orang di usia 25
harus sudah memiliki harta, bekerja di perusahaan multinasional punya rumah,
menikah, memiliki anak lalu membandingkan dengan kondisi diri sendiri dan
membuat diri ini menjadi rendah diri. Standar-standar itu yang dibuat oleh
manusia yang tidak ada habisnya. Melelahkan. Dibalik itu semua ilmu yang awal
perlu dipahami adalah Ilmu Fardu Ain (Wajib mempelajari setiap individu muslim)
; Ilmu Fardu Kiffayah (Mempelajari passion dan apa yang dibutuhkan oleh
masyarakat)
Allah memberikan peran lain kepada Muslimah diantarannya
; sebagai istri dan ibu
1.
Mengandung
Surat Lukman : 14
2.
Melahirkan
Surat Maryam : 23-26
3.
Menyusui
Surat Al-Baqarah : 233
4.
Al
Umm Madrasatul Ula Surat Al-Baqarah : 223
Mengandung selama
9 bulan, melahirkan antara mati atau hidup, menyusui 2 tahun lamanya dan menjadi
Madrasah pertama. Itulah kemuliaan seorang ibu yang rela waktunya dihabiskan
dengan susah payah tanpa mengeluh, tanpa meminta bayaran kepada anaknya karena
telah mengandung. Rasanya tak pantas menyucapkan kalimat kasar atau menyakitkan
hati. Pengorbanan yang tidak bisa tergantikan. Melahkan bukan ? namun Allah
menyampaikan dalam Surat Al-Baqarah : 216 Allah tidak akan salah memberikan
beban pada punggung yang salah. Inilah konsep amanah yang perlu dipahami.
Jangan jadikan anak sebagai kambing hitam tidak bisa beribadah ini itu. Ada
ucapan menarik yang disampaikan terkait Lelah.
“Jika mulai
terasa lelah, amanh yang terlalu banyak, bukan Amanah yang dilepas melainkan
perjuangan dan pengorbannya harus ditambah”
Perlu bersungguh-sungguh dalam
beribadah, menuntut ilmu jadikan Lelah menjadi Lillah. Mari membentuk diri
menadi mujahaddah perbaiki manajemen waktu, manajemen prioritas, dan manajeman
nafsu. Allah akan menguatkan setelah melalui proses kesungguhan kita. Harus sabar
membangun dan bertahap yang berkesinambungan. Setiap orang punya nak tangga
masing-masing tidak perlu dibanding-bandingkan. Sabar berproses, sabar dalam
kegagalan dan tidak putus asa. Allah sampaikan dalam surat Al-Ankabut : 69
"Dan orang-orang yang
bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik."
Senantiasa jaga
Allah, Allah akan senantiasa menjaga kita.
Ucapan
terima kasih kepada Ibu yang sudah bersabar mengandung sampai membesarkan Wafa
Hanifah dengan penuh cinta. Wafa tau betul, betapa sulit menjadi seorang ibu semoga
Allah balas semua kebaikan ibu dengan pahala berlimpah dan Surga-Nya Allah. Aamiin. Wafa
sayang ibu ;)
Waasalamualaikum
wr.wb
Komentar
Posting Komentar