#Transformasi Diri
Kelas Mengejar Cahaya
Pernah
tidak bertanya kenapa sahabat Rasulullah mampu menguncang orang lain, mampu
merubah yang lain, namun diri ini sulit
sekali melakukan transformasi diri sendiri ? Imam Bukhori untuk mendapatkan
1 hadist dilakukan berbulan-bulan dengan jarak berpuluh-puluh kilometer.
Perjuangan untuk mendapatkan 1 hadist mengeluarkan berbagai cara, berfikir,dengan
tujuan untuk mengumpulkan hadist-hadist dalam satu buku. Untuk mendapatkan itu
dibutuhkan siang malam panas dan dingin. Hari ini dengan banyaknya fasilitas, kendaraan,
media social dan warung-warung masih
saja punya alasan untuk tidak mengerjakan ibadah.
Al-Baqarah : 138
"Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah ? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah."
Celupan Allah 'mashdar' yang memperkuat 'kami beriman'tadi. Mendapatkan baris di atas sebagai maf'ul muthlak dari fi'il yang tersembunyi yang diperkirakan berbungyi 'shabaghanallaahu shibghah' artinya "Allah mencelupkan kami suatu celupan". sedangkan maksudnya ialah agama-Nya yang telah difitrahkan-Nya atas manusia dengan pengaruh dan bekasnya yang menonjol, tak ubah bagai celupan terhadap kain. dan (Dan siapakah) maksudnya tidak seorangpun (yang lebih baik celupannya dari Allah) Shibghah di sini menjadi 'tamyiz' (dan hanya kepada Allah kami menyembah)
Tidak
ada yang mampu mengguncang atau membantu kecuali hanya dari Allah. Shibghah-
Allah mampu mengguncang hati Sahabat Nabi yaitu Umar Bin Khatab. Bahkan dalam
diri beliau sangat benci dengan agama Islam. Sampai akhirnya Allah memberikan Shibghah
Allah dan memeluk agama Islam. Musab Bin Umair adalah Sahabat Nabi yang
digemari para gadis dan terlahir dari orang kaya. Ketika Musab Bin Umair masuk
Islam, Jika pun aku harus kehilangan
harta tak masalah hanya saja diri ini takut kehilangan Allah SWT.
Hari ini kita tidak
pernah takut kehilangan waktu tahajud, tidak meng-insyaf-i dosa, membuang waktu
dengan tidak berdzikir, meninggalkan surat cinta Allah (Al-Qur’an).
Dari Tsauban, ia berkata nahwa Rasulullah saw bersabda, "Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring" kemudian seseorang bertanya "Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit ?" Rasulullah berkata "Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagaikan sampah yang dibawa air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian 'Wahn' kemudian seseorang bertanya "Apa itu 'wahn'?" Cinta dunia dan takut mati."
[HR. Abu Daud no 4297 dan Ahmad 5:278, shahih kata Syaikh Al Albani. Lihat penjelasan hadist ini dala 'Aunul Ma'bud]
Akan ada masa manusia
takut mati dan cinta dunia. Tidak ada celupan Shibghah
terbaik hanya dari Allah. Allah yang mendorong hati kita untuk
mentrasformasikan diri. Musab Bin Umair dengan harta yang berlimpah, ketika
memeluk Islam Musab itu menjadi hidup dengan sederhana dan menjadi duta pertama
dalam Islam. Umar adalah bukti rahmat orang yang beriman, setiap gerak
geriknya, setiap nafasnya semakin berarti. Sudahkan
kita beriman, jangan-jangan tidak merasakan hal tersebut ? Apa yang salah ?
Ternyata
manusia hari ini terutama muslim dzholim. Artinya tidak menempatkan
sesuatu pada tempatnya bukan hanya menyakiti seseorang. Merefleksikan diri
sering salah menempatkan agama yang kita pilih, agama yang kita pilih, Allah
yang kita sembah,
Ketika
kita bekerja malah nonton, kerja menjadi keteteran, ada yang salah menempatkan
sesuatu. Belajar untuk disiplin dan tidak mendzholimi diri sendiri. Coba
beri waktu 1 jam untuk fokus dan meyelesaikan tilawah dan dzikir pagi.
Menempatkan sesuatu dan memberikan waktu prioritas waktu terlebih dahulu untuk
Allah. Kerja untuk apa ? uang, inilah
yang salah, seharusnya meniatkan untuk
Allah.
Dzholim terhadap diri sendiri bagaimana akan menerangi orang lain, ketika semua ketuker-tuker lalu meng-kambing hitam-kan agama. Padahal agama mengajarkan manajemen waktu yang terarah dan teratur. Padahal Allah sudah memberikan waktu istirahat di malam hari. Menjadi tidak bermakna, tidak berubah. Lalu ?
Al Isra ayat 9
"Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,"
Sekecil apapun kebaikan akan berbalas kepada diri sendiri, sebuah cara untuk investasi, merubah untuk diri sendiri jauh lebih besar.Menikmati dan memanen hasil dari kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Bandingkan dengan orang yang melawan diri. Akankah kita mengikuti ribuan excuse atau melawan diri sendiri untuk bertransformasi diri ?
Ibrahim :36
"Ya, Tuhanku, sesungguhnya berhala-hala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu ternasuk golonganku dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Berhala-berhala bukan sekedar patung, bisa berarti keluarga, suami, anak, nonton, skincare, semua hal yang mendahulukan selain Allah sudah menjadi Tuhan lain dibandingkan Allah. Bagaimana jika tidak menempatkan Allah pada tempatnya, bagaimana akan mewarnai dunia ini dengan rahmat-Nya kepada sekitar ?
Yunus :88
"Musa berkata : "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberikan kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, Ya Tuhan kami--akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasahkanlah harta benda mereka, dan kuci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih."
Al-Maidah : 118
"Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Binasahkanlah harta dan kunci hati mereka. Tapi Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Bijaksana memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan berbenah tapi diri ini yang tidak tahu malu.
"Selamat menata, selamat bercahaya dan bertransformasi"
Sumber :
http://tafsirq.com/
https://republika.co.id/

Komentar
Posting Komentar