Perjalanan 3 #Aku dan Sepeda


Foto: Dokumentasi pribadi

               Masa pandemi merubah gaya hidup sebagian orang. Enam bulan lalu (Juni 2020) ramai di media social yang berkaitan dengan tren bersepeda, toko-toko sepeda laris bahkan menunggu beberapa bulan kemudian. Tren ini di buktikan dengan angka yang signifikan  Berdasarkan survei The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) penggunaan sepeda meningkat hingga 10 kali lipat atau meningkat 1.000 persen saat PSBB Jakarta, dibandingkan dengan pada Oktober 2019 (Tempo.co.id). Dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat memiliki kesadaran terhadap kesehatan. Ramainya sepeda di jalan umum, membuat inisiatif pemerintah untuk membuka jalur khusus bagi pesepeda terutama wilayah Jakarta.

            Keramaian bersepeda dirasakan juga di Kabupaten Garut dengan bertambahnya pengguna sepeda dan group/kelompok sepeda. Track bersepeda di Kabupaten Garut sangat beragam dimulai dari jalan beraspal sampai jalan penuh pasir dan batu. Cirorek yang berada di Kecamatan Cilawu menjadi wilayah yang digunakan untuk latihan sepeda downhill. Bagi goweser yang berada di tingkat middle perlu mencoba tanjakan Rancabango dengan jarak sekitar 9 km dengan pemandangan hijau kaki gunung putri menjadi  bucket list. Track sepeda yang tidak kalah menarik adalah menjelajahi pantai-pantai di wilayah Garut Selatan; Pameungpeuk, Cijerah, Rancabuaya, Santolo, Sayang Heulang, dan Cibalong. Setibanya di Jalan Pameumpeuk aspal yang halus dan ruas jalan cukup luas  sehingga lebih leluasa.

            Berbicara track, Kamojang dan Darajat menjadi favorit. Tanjakan yang dapat mengingatkan kepada Allah SWT. Percaya atau tidak ketika pesepeda sedang melalui tanjakan akan lebih sering berdzikir serta melatih mental untuk percaya kepeda diri sendiri. Tips untuk lulus melewati tanjakan yang sudah banyak diulas di internet salah satu website yang perlu dikunjungi adalah portalsepeda.com. Diharapkan dengan praktek secara langsung dan konsisten dapat meningkatkan kemampuan dan mental bersepeda.

Pengalaman pribadi ketika akan melewati tanjakan adalah mind setting. Mindset  akan memberikan energy dan sinyal ke tubuh untuk melewati tanjakan tersebut, meskipun ada ketakutan dalam diri.  Energi yang ada diperlukan untuk mempersiapkan diri ; shifting gear yang lebih ringan, posisi duduk ke arah depan sehingga beban akan bertumpu ke depan, usahakan jalan secara zig zag (meskipun secara jarak semakin bertambah) tapi ini memudahkan untuk melewati tanjakan, kayuhan yang kuat pada pedal dan tangan, posisi berdiri bukan menjadi point terutama bagi pemula karena akan menghabiskan energy yang besar, mengatur napas dan menurunkan ego.

Tips lain yang perlu digaris bawahi adalah ketika tubuh sudah tidak ada energy maka lebih baik berhenti. Berusaha untuk berlatih secara konsisten dan meningkatkan jam terbang, hal tersebut akan memberikan performance yang terbaik. Ahad ke-1 di tanjakan A mengalami kegagalan, atur pikiran, untuk mencoba Ahad ke-2 di  tanjakan A. Hal tersebut sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Malcom Gladwell pada buku yang berjudul “outliers” yaitu hukum 10.000 jam untuk mendukung keahlian. Tak masalah masih mengulang di tanjakan yang sama itu wajar, auto setting pikiran untuk tetap bersabar dan menikmati proses yang dilewati. Setiap orang sudah punya waktunya masing-masing hanya perlu berusaha lebih banyak, apresiasi setiap keberhasilan kecil sehingga akan meningkatkan kepercayaan diri. Selamat mencoba. 

@whanifah31

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#Resensi Buku “You Do You” Discovering Life Through Experiments & Self-Awareness

Moment To Recharge 3 #PERAN-PERAN MUSLIMAH

Perjalanan #2 Gunung Putri, Garut